Selasa, 10 Mei 2016

Kisah Seorang Gadis yang Dermawan

author : K. Tatik Wardayati
Tuesday, 10 May 2016 - 07:00 pm
 

Dailymail.co.uk
 
 
ilustrasi


Intisari-Online.com – Seorang gadis tinggal dengan orangtua dan kakaknya di sebuah pondok dekat hutan. Ia selalu mengumpulkan air dalam panci dari sungai dan membawanya ke rumah setiap hari.
Suatu hari di musim panas yang berat, ketika kembali dari sungai dengan panci berisi air, ia melihat sebuah pohon tua di jalan. Karena panas dan kekeringan yang parah, daun di pohon itu layu dan banyak cabangnya yang mengering. Akarnya di atas tanah layu dan tampaknya pohon itu meminta setetes air. Gadis itu memiliki sifat yang baik, murah hati, dan penuh kasih, dan ia merasa kasihan pada pohon mati itu. Dengan penuh cinta, gadis itu menuangkan air dari pancinya pada akar kering di pohon mati itu.
Secara mengejutkan, ia melihat tanah bergerak bersama air yang mengalir, sebuah kotak perhiasan berwarna cerah terlihat di bawah akar. Dengan bersemangat ia meraih kotak dengan menggunakan tongkat dan membukanya. Di dalamnya terdapat koleksi koin emas, perhiasan mahal, dan ornamen indah. Ia membawanya pulang dan orangtuanya senang karena mendapatkan harta yang berharga. Orangtuanya mengatakan, bahwa itu adalah pemberian dari Tuhan, hadiah atas kebaikan gadis itu yang ditunjukkan kepada pohon yang mati.
Kakaknya iri atas keberuntungannya, dan ia ingin memiliki harta yang sama. Ia berlari ke pohon itu membawa tongkat di tangannya. Dengan gila ia mendorong tongkat ke setiap lubang di bawah pohon untuk mencari harta karun. Tiba-tiba seekor ular berbisa muncul dari lobang saat ia menyodoknya. Ular itu melompat pada dirinya, dan menggigitnya sampai mati. Rasa iri hati dan keserakahan menyebabkannya mengalami kematian tragis.
Ketenangan pikiran membuat tubuh sehat, tetapi iri hati dan mementingkan diri sendiri, akan membuat kekacauan dan segala macam kejahatan. Barangsiapa tidak mengasihi, tidak mengenal Tuhan, karena Tuhan adalah kasih.

Sumber:  http://intisari-online.com/read/kisah-seorang-gadis-yang-dermawan